Artikel & Berita
Semua Informasi Ada Disini

Kenapa Keputihan Keluar Seperti Air Dan Berbau?

2024.07.11

Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina yang merupakan hal normal dan bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga kebersihan dan kesehatan sistem reproduksi. Namun, jika keputihan berubah menjadi berair dan berbau, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Jadi, kamu harus mengetahui kenapa keputihan keluar seperti air dan memiliki bau yang tidak sedap agar dapat mengatasinya dengan tepat.

Penyebab Keputihan Berair dan Berbau

Keputihan sering kali dialami oleh beberapa wanita. Keluarnya keputihan dari vagina ini bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan tertentu. Keputihan berair dan berbau bisa menjadi indikasi adanya infeksi atau masalah kesehatan lainnya. Berikut adalah beberapa penyebab umum keputihan berair dan berbau:

1. Infeksi Bakteri (Bacterial Vaginosis)

Bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri alami di vagina. Keputihan yang disebabkan oleh BV biasanya berwarna putih atau abu-abu, berair, dan memiliki bau amis yang kuat.

2. Infeksi Jamur (Candidiasis)

Infeksi jamur, atau kandidiasis, disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida di vagina. Meskipun keputihan akibat infeksi jamur biasanya berwarna putih dan kental seperti keju cottage, dalam beberapa kasus bisa juga menjadi lebih cair. Keputihan akibat infeksi jamur juga bisa disertai dengan bau tidak sedap, gatal, dan iritasi.

3. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Beberapa PMS, seperti trikomoniasis, gonore, dan klamidia, dapat menyebabkan keputihan yang berair dan berbau. Keputihan akibat PMS mungkin juga disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, nyeri panggul, dan iritasi di sekitar area genital.

4. Vaginitis Atrofik

Vaginosis atrofik terjadi ketika lapisan vagina menjadi tipis dan kering akibat penurunan kadar estrogen, biasanya setelah menopause. Kondisi ini dapat menyebabkan keputihan yang berair dan terkadang berbau.

5. Penggunaan Produk Vagina

Penggunaan produk seperti douche, semprotan vagina, atau pembersih beraroma dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina dan menyebabkan keputihan yang berair dan berbau.

6. Kebersihan yang Tidak Memadai

Kurangnya kebersihan area genital atau tidak mengganti pembalut atau tampon secara teratur dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan keputihan yang berair dan berbau.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Meskipun keputihan adalah hal yang normal, kamu harus mencari bantuan medis jika mengalami:

  • Keputihan yang tiba-tiba berubah warna, jumlah, atau konsistensinya
  • Keputihan yang berbau tidak sedap atau amis
  • Gatal, iritasi, atau pembengkakan di area genital
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil atau berhubungan seksual
  • Nyeri panggul atau perut bagian bawah
  • Keputihan yang disertai dengan demam atau malaise umum

Pengobatan untuk Keputihan Berair dan Berbau

Pengobatan untuk keputihan berair dan berbau tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:

1. Antibiotik

Jika keputihan disebabkan oleh infeksi bakteri seperti bacterial vaginosis atau PMS, dokter mungkin meresepkan antibiotik oral atau topikal.

2. Antijamur

Untuk infeksi jamur, dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur dalam bentuk krim, tablet, atau supositoria.

3. Pengobatan Hormonal

Jika vaginitis atrofik adalah penyebabnya, terapi estrogen topikal atau sistemik dapat membantu memulihkan lapisan vagina dan mengurangi gejala.

4. Menghindari Produk Iritatif

Hindari penggunaan produk yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina, seperti douche, semprotan vagina, atau sabun beraroma kuat.

5. Kebersihan yang Baik

Menjaga kebersihan area genital dengan mencuci dengan air hangat dan sabun lembut, serta mengganti pembalut atau tampon secara teratur dapat membantu mencegah infeksi.

Pencegahan Keputihan yang Berair dan Berbau

  1. Hindari Produk Iritatif: Gunakan produk yang tidak mengandung parfum atau bahan kimia keras.
  2. Pakaian Dalam yang Nyaman: Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun yang memungkinkan sirkulasi udara.
  3. Hindari Douche: Douche dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina.
  4. Kebersihan Seksual: Praktikkan kebersihan seksual yang baik dan gunakan kondom untuk mencegah PMS.
  5. Konsultasi Rutin: Lakukan pemeriksaan ginekologi secara rutin untuk memantau kesehatan reproduksi kamu.

Menjaga kesehatan reproduksi sangat penting, dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika kamu mengalami keputihan yang berair dan berbau, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat. (Aq/LDS)


0